Sabtu, 02 Mei 2009

Jaringan kerja bidan

  1. JARINGAN KERJA KEBIDANAN KOMUNITAS

Pengembangan karir merupakan kondisi yang menunjukkan adanya peningkatan jenjang jabatan dan jenjang pangkat bagi seorang pegawai negri pada suatu organisasi dalam jalur karir yang telah ditetapkan dalam organisasinya.Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir struktural.Pada saat ini pengembangan karir bidan secara fungsional telah disiapkan dengan jabatan fungsional bagi bidan,serta melalui pendidikan berkelanjutan baik secara formal maupun non formal yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan profesional bidan dalam melaksanakan fungsinya.Fungsi bidan nantinya dapat sebagai pelaksana,pendidik,peneliti, bidan koordinator dan bidan penyelia. Sedangkan karir bidan dalam jabatan struktural tergantung dimana bidan bertugas apakah dirumah sakit,puskesmas,bidan didesa atau instansi swasta.Karir tersebut dapat dicapai oleh bidan ditiap tatanan pelayanan kebidanan/kesehatan sesuai dengan tingkat kemampuan ,kesempatan,dan kebijakan yang ada.

PRINSIP PENGEMBANGAN KARIR BIDAN

  • Pendidikan lanjutan

Pendidikan Berkelanjutan adalah Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, hubungan antar manusia dan moral bidan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan / pelayanan dan standar yang telah ditentukan oleh konsil melalui pendidikan formal dan non formal. Dalam mengantisipasi tingkat kebutuhan masyarakat yang semakin bermutu terhadap pelayanan kebidanan, perubahan – perubahan yang cepat dalam pemerintahan maupun dalam masyarakat dan perkembangan IPTEK serta persaingan yang ketat di era global ini diperlukan tenaga kesehatan khususnya tenaga bidan yang berkualitas baik tingkat pengetahuan, ketrampilan dan sikap profesionalisme. Pengembangan pendidikan kebidanan

seyogyanya dirancang secara berkesinambungan, berjenjang dan berlanjut sesuai dengan prinsip belajar seumur hidup bagi bidan yang mengabdi ditengah – tengah masyarakat. Pendidikan yang berkelanjutan ini bertujuan untuk mempertahankan profesionalisme bidan baik melalui pendidikan formal, maupun pendidikan non formal. Namun IBI dan pemerintah menghadapi berbagai kendala untuk memulai penyelenggaraan program pendidikan tersebut. Pendidikan formal yang telah dirancang dan diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta dengan dukungan IBI adalah program D III dan D IV kebidanan. Pemerintah telah berupaya untuk menyediakan dana bagi bidan di sektor pemerintah melalui pengiriman tugas belajar keluar negeri. Di samping itu IBI mengupayakan adanya badan – badan swasta dalam dan luar negeri khusus untuk program jangka pendek. Selain itu IBI tetap mendorong anggotanya untuk meningkatkan pendidikan melalui kerjasama dengan universitas di dalam negeri Skema pola pengembangan pendidikan kebidanan.

  • Job fungsional

Job fungsional (jabatan fungsional) merupakan Kedudukan yang menunjukkan tugas,kewajiban hak serta wewenang pegawai negri sipil yang dalam melaksanakan tugasnya diperlukan keahlian tertentu serta kenaikan pangkatnya menggunakan angka kredit. Jenis jabatan fungsional dibidang kesehatan: Dokter,Dokter gigi,Perawat, Bidan, Apoteker, Asisten apoteker,Pengawas farmasi makanan dan minuman,Pranata laboratorium, Entomolog, S3 Kebidanan,S2 Kebidanan, S1 Kebidanan ,SLTA ,Bidan bukan D III Kebidanan, D IV, Bidan pendidik, Epidemiolog, Sanitarian, Penyuluhan kesehatan masyarakat, Perawat gigi, Administrator kesehatan, Nutrisionis.

  • Prinsip pengembangan karir bidan dikaitkan dengan peran,fungsi,dan

tanggung jawab bidan

Peran,fungsi bidan dalam pelayanan kebidanan adalah sabagai pelaksana,

pengelola, pendidik, dan peneliti.

  1. Sebagai pelaksana

Sebagai pelaksana, bidan melaksanakannya sebgai tugas mandiri, kolaborasi /

kerjasama dan ketergantungan.

TUGAS MANDIRI :

  1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang diberikan.
  2. Memberikan pelayanan pada anak dan wanita pra nikah dengan melibatkan Klien.
  3. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal.
  4. Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan dengan

melibatkan klien / keluarga.

  1. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
  2. Memberikan asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan melibatkan

klien / keluarga

  1. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang membutuhkan

pelayanan keluarga berencana

  1. Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium dan menopause
  2. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi, balita dengan melibatkan keluarga

TUGAS KOLABORASI

  1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
  2. Memberikan asuhan kebidana pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi
  3. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
  4. Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resiko tinggi dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan klien dan keluarga
  5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi serta kegawat daruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga.
  6. Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang mengalami komplikasi atau kegawatan yang memerlukan tindakan kolaborasi dengan melibatkan keluarga.

TUGAS KETERGANTUNGAN / MERUJUK

  1. Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga
  2. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan
  3. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga
  4. Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu masa nifas dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga
  5. Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan keluarga
  6. Memberikan asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan tertentu dan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan klien / keluarga

2. Sebagai pengelola

a) Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat / klien.

1. Bersama tim kesehatan dan pemuka masyarakat mengkaji kebutuhan terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak untuk meningkatkan dan mengembangkan program pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya.

2. Menyusun rencana kerja sesuai dengan hasil pengkajian dengan mayarakat.

3. Mengelola kegiatan – kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB sesuai dengan program.

4. Mengkoordinir, mengawasi dalam melaksanakan program / kegiatan pelayanan kesehatan ibu dan anak serta KB

5. Mengembangkan strategi untuk meningkatkan kesehatan masyarakat khususnya kesehatan ibu dan anak serta KB termasuk pemanfaatan sumber – sumber yang ada pada program dan sektor terkait.

6. Mengerakkan, mengembangkan kemampuan masyarakat dan memelihara kesehatannya dengan memanfaatkan potensi – potensi yag ada.

7. Mempertahankan, meningkatkan mutu dan kegiatan – kegiatan dalam kelompok p[rofesi.

8. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang telah dilaksanakan.

b) Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor lain di wilayah kerjanya melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader kesehatan dan tenaga kesehatan lain yang berada di bawah bimbingan dalam wilayah kerjanya.

1. Bekerjasama dengan puskesmas, institusi sebagai anggota tim dalam memberikan asuhan kepada klien dalam bentuk konsultasi rujukan dan tindak lanjut.

2. Membina hubungan baik dengan dukun, kader kesehatan / PLKB dan masyarakat

3. Memberikan pelatihan, membimbing dukun bayi, kader dan petugas kesehatan ain.

4. Memberikan asuhan kepada klien rujukan dari dukun bayi

5. Membina kegiatan – kegiatan yang ada di masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan.

  1. Sebagai pendidik

a) Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat tentang penanggulangan masalah kesehatan khususnya yang berhubungan dengan pihak terkait kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana.

1. Bersama klien pengkaji kebutuhan akan pendidikan dan penyuluhan kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana.

2. Bersama klien pihak terkait menyusun rencana penyuluhan kesehatan masyarakat sesuai dengan kebutuhan yang telah dikaji, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang.

3. Menyiapkan alat dan bahan penddikan dan penyuluhan sesuai dengan rencana yang telah disusun.

4. Melaksanankan program / rencana pendidikan dan penyuluhan kesehatan masyarakat sesuai dengan rencana jangka pendek dan jangka panjang melibatkan unsur – unsur yang terkait termasuk masyarakat.

5. Bersama klien mengevaluasi hasil pendidikan / penyuluhan kesehatan masyarakat dan menggunakannya untuk memperbaiki dan meningkatkan program dimasa yang akan datang.

6. Mendokumentasikan semua kegiatan dan hasil pendidikan / penyuluhan kesehatan masyarakat secara lengkap dan sistematis.

b) Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan serta membina dukun di wilayah atau tempat kerjanya.

1. Mengkaji kebutuhan latihan dan bimbingan kader, dukun dan siswa

2. Menyusun rencana latihan dan bimbingan sesuai dengan hasil pengkajian

3. Menyiapkan alat, dan bahan untuk keperluan latihan bimbingan peserta latih sesuai dengan rencana yang telah disusun

4. Melaksanakan pelatihan dukun dan kader sesuai dengan rencana yang telah disusun dengan melibatkan unsur – unsur terkait

5. Membimbing siswa bidan dalam lingkup kerjanya

6. Menilai hasil latihan dan bimbingan yang telah diberikan

7. Menggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan program bimbingan

8. Mendokumentasikan semua kegiatan termasuk hasil evaluasi pelatihan dan bimbingan secara sistematis dan lengkap.

4. Sebagai peneliti

Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara

mandiri maupun secara kelompok.

  1. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan
  2. Menyusun rencana kerja pelatihan
  3. Melaksanakan investigasi sesuai dengan rencana
  4. Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi
  5. Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut
  6. Memanfaatkan hasil investigasi untuk mningkatkan dan mengembangkan program kerja atau pelayanan kesehatan.
    • Tanggung jawab bidan

o Konseling

ü Remaja putri

ü Pranikah

ü Prahamil

ü Ibu hamil

ü Ibu bersalin

ü Ibu nifas

ü Klimakterium

ü Menopause

o Pelayanan kebidanan normal

ü Kehamilan

ü Bersalin

ü Nifas

ü Pemeriksaan fisik

ü Senam hamil

ü Pengendalian anemia

ü Amniotoni

ü Uterotonika

ü ASI eksklusif

o Pelayanan kebidanan abnormal

ü Hamil: abortus imminens.hiperemisis tingkat I , pre eklamsi, anemia, suntikan penyulit

ü Persalinan: Letak sungsang, KPD tanpa infeksi, HPP, laserasi,dan

Distosia

ü Pertolongan nifas abnormal: Retensio plasenta, renjatdan infeksi, plasenta manual, jaringan konsepsi,kompresi bimanual, uterotonik kala III + IV

ü Ginekologi : Keputihan, penundaan haid, rujukan.

o Pelayanan kebidanan pada anak Intranatal

ü Hipotermi

ü Kontak dini

ü ASI eksklusif

ü Perawatan tali pusat

ü Resusitasi pada bayi asfiksia

ü Minum sonde dan pipet

ü Tsimulasi tumbuh kembang

ü Imunisasi lengkap

ü Pengobatan ringan pada penyakit ringan

o Pelayanan KB

ü Penanganan efek samping

ü Pemberian alat kontrasepsi sesuai pilihan

ü Suntik pil

ü Pasang AKBK

ü Lepas AKBK tanpa penyulit

ü Penyuluhan IMS dan narkoba

ü Pelayanan kesehatan masyarakat

ü Pembinaan peran serta

o Pelayanan kebidanan komunitas

ü Deteksi dini

ü Deteksi dini, pertolongan I rujuk, IMS,narkoba, (NAFZA)

ü Pertolongan I narkoba

4. PROSES BERUBAH

· Pengertian perubahan

1) Proses yang kompleks dan terjadinya dalam waktu yang relatif lama.

2) Suatu proses dan kolaborasi yang meliputi suatu agen perubahan dan klien.

· Macam - macam perubahan

§ Perubahan technologi

Dalam tahun terakhir ini perkembangan ilmu dan tehnologi mempengaruhi hampir semua aspek kehidupan. Dalam bidang kebidanan tidak luput dari perubahan. Hal ini tampak nyata dari adanya evidence based sehingga seluruh bidan dalam memberikan asuhan kebidanan harus mengacu pada evidence base. Perubahan juga terjadi dalam kebidanan seperti women center care yaitu pelayanan yang berpusat pada wanita,Safe mother hod dlll.

§ Perubahan demografi

Perubahan demografi mempengaruhi populasi secara total.bidan sebagai profesi berespon terhadap perubahan ini dengan menetapkan standar praktik bidan yang menjadi pedoman bagi bidan dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

§ Gerakan konsumen

Gerakan konsumen menyatakan kesadaran tinggi akan nilai dan biaya produksi serta pelayanan. Dengan kata lain konsumen ingin uang yang dikeluarkan bermakna.Karena konsumen sekarang lebih paham tentang sehat dan sakit serta lebih vokal dalam memperlihatkan tuntutannya dalam pelayanan yang berkualitas tinggi.

§ Promosi kesehatan

Berkaitan dengan gerakan konsumen adalah penekanan pada masyakat dalam promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.

§ Gerakan wanita

Gerakan wanita telah membawa banyak perubahan dalam masyarakat,karena wanita mengejar persamaan ekonomi, politik, pekerjaan dan pendidikan secara terus meenerus.Gerakan wanita mendorong tenaga kesehatan untuk mendapatkan otonomi dan tanggung jawab yang lebih besar dalam memberikan asuhan dilingkungan kerjanya.

§ Gerakan hak azasi manusia

Hak azasi manusia mengubah cara masyarakat memandang semua anggotanya termasuk kaum minoritas.Bidan merespon perubahan ini dengan menghargai seluruh klien sebagai individu yang memiliki hak untuk mendapatkan pelayanan kebidanan yang sesuai dengan standar praktik kebidanan.dan memastikan bahwa kualitas pelayanan yang diberikan tidak mengabaikan hak hak klien

  1. SIKAP BIDAN MENUNJANG VISI INDONESIA SEHAT 2010

Visi Indonesia Sehat 2010 yang telah dirumuskan oleh Dep.Kes (1999) menyatakan bahwa, gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia.

Pengertian sehat meliputi kesehatan jasmani, rohani, serta sosial dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan. Masyarakat Indonesia yang dicita citakan adalah masyarakat Indonesia yang mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat sehingga tercapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai salah satu unsur dari pembangunan sumber daya manusia Indonesia seutuhnya.

Visi tersebut telah tiga tahun yang lalu berhasil dirumuskan oleh Departemen Kesehatan RI yang mestinya telah dijabarkan kedalam program kerja yang lebih bersifat operasional untuk mencapai visi itu. Beberapa tahun lagi kita akan mencapai tahun 2010, dan saat itu kita tentu akan menyaksikan bersama apakah gambaran tersebut akan menjadi kenyataan?. Namun yang perlu kita renungkan visi Indonesia sehat 2010 sebenarnya visi siapa? Bila itu merupakan visi Departemen Kesehatan RI saja atau yang dirumuskan hanya oleh beberpa pejabat saja sedangkan dalam cita citanya adalah masyarakat Indonesia yang mempunyai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat.

Pertanyaanya berikutnya adalah bagaimana masyarakat Indonesia ikut merasa meiliki terhadap visi itu karena ia ditempatkan sebagai subyek yang harus berubah. Namun jika itu adalah perwujudan dari visi bangsa Indonesia, pertanyaanya adalah sejauh mana keterlibatan masyarakat/bangsa Indonesia ini terlibat dalam merumuskan visi itu sehingga mereka juga punya komitment untuk merealisasikan visi tersebut. Bila kita lupakan saja itu visi siapa yang jelas seperti yang saya uraikan sebelumnya baha status kesehatan bangsa Indonesia merupakan resultanste upaya bersama, maka yang harus kita upayakan adalah bagaimana visi Indonesia 2010 sehat, itu menjadi milik dan bagian dalam kehidupan bangsa Indonesia. Tanpa masyarakat dan sektor lain merasakan itu, maka komitmennya untuk ikut mewujudkan visi tersebut juga akan lemah, karena untuk mewujudkan visi dibutuhkan komitmen semua pihak (stakeholder).

Akhirnya kita sebagai bangsa Indonesia perlulah merenung sejenak untuk membayangkan dapatkan visi mulia “Indonesia Sehat 2010 ” itu akan terwujud. Tentunya kita tidak berharap bahwa pada saatnya nanti visi itu akan menjadi sekedar jargon yang terlewatkan dan terlupakan begitu saja. Sementara dunia telah metapkan status kesehatan masyarakat menjadi salah satu komponen Human Development Index ( HDI ) yaitu indikator kemajuan kualitas SDM suatu bangsa.

Untuk menjadi yang terbaik dalam menyongsong Indonesia sehat Tahun 2010, Tenaga kesehatan sangat berperan didalamnya, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan yang optimal. Dalam rangka mewujudkan tingginya angka kesehatan di Indonesia, Bida juga memiliki andil didalamnya untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi.

Karena pada hakekatnya, ruang lingkup bidan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sangat luas, sehingga dibutuhkan bidan yang cekatan, tangguh, memiliki keteampilan, lues, pintardan berakhlak mulia, juga memilki etika yang tinggi dan menjunjung nilai-nilai agama.

Dalam melaksanakan tugasnya, bidan tidak hanya memberikan pelayanan, tetapi bisa juga menjadi konseling dan menjadi pendengar yanmg baik bagi setiap orang yang membutuhkannya. Bidan harus tahu apa sebenarnya yang dibutuhkan oleh kliennya (pasien) sehingga dapat memberikan pelayanan yang tepat sesuai dengan kebutuhan klien tersebut.Seorang Bidan akan kelihatan sempurna (perfect) apabila memilki 3 kriteria, yaitu: Knowledge (pengetahuan), AttItude (sikap), Practise (keterampilan). Didalam memberikan asuhan seorang bidan harus lebih meningkatkan gerakan sayang ibu dan gerakan sayang bayi.

Tidak ada komentar: